Anekdot tentang Penipuan



SMS dari Mama
(Rizky Paramyta)

Nina adalah gadis kecil yang berumur 12 tahun. Namun malang nasibnya, mama Nina telah meninggal saat Nina masih berumur 2 tahun. Saat ini, Nina hanya tinggal dengan Papanya yang sangat menyayangi Nina. Seperti pagi biasanya, Papa Nina mengajak putrinya untuk sarapan. Namun, Nina sarapan dengan muka cemberut dan terlihat kesal.
“Kamu kenapa Nin? Kok masih pagi udah cemberut gitu?” Tanya Papa Nina
“Nina marah sama Papa!!  Selama ini Papa udah ngebohongin Nina kan?!” Jawab Nina dengan sedikit berteriak.
“Loh? Emangnya Papa bohong apa Nina?” Jawab Papa Nina
“Sekarang jawab pertanyaan Nina. Sekarang Mama ada dimana Pa?” kata Nina.
            “Nina, Mama kamu sudah meninggal waktu kamu masih kecil dulu. Sekarang Mama sudah enggak disini lagi. Tapi udah di surga” Jawab Papa Nina dengan lembut.
            “Nah kan! Itu artinya Papa bohong sama Nina!” Nina semakin kesal.
            “Emangnya Papa bohong apa?” Papa Nina pun semakin heran dengan sikap anaknya.
            “Papa bohongin Nina selama ini ! sebenarnya Mama belum meninggal kan Pa? mama masih hidup Pa! Papa yang salah. Papa bohong!” Jawab Nina dengan beteriak. Mendengar jawaban dari Nina, Papanya pun bingung, karena ia yakin bahwa istrinya telah meninggal 10 tahun lalu. Dan keadaan pun semakin menegangkan karena Nina terlihat marah kepada Papanya.
            “Kenapa kamu bilang begitu, Nak?” Tanya Papa Nina.
            “Karena Nina yakin Mama masih hidup Pa! Ini buktinya. Semalam Nina dapat sms dari Mama!” (Nina menunjukkan sms yang ada di Hp miliknya. Lalu Papa Nina segera membaca sms yang dimaksud oleh Nina.

Dan ternyata sms tersebut berisi “Ini Mama pinjem HP orang. Tolong isikan pulsa ke nomor baru Mama di 081288142222. Mama lagi ada urusan di kantor polisi, jangan dulu telepon atau sms. Nanti Mama yang telepon. Penting”

Setelah membaca sms tersebut, Papa Nina pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku anak kesayangannya.


Kesalahan yang dibenarkan
( Risa Nurwahyuni dan Dani Purwandari P.)
                Seorang ibu dan anaknya sedang menunggu sang ayah berbelanja di pasar. Mereka menunggu di belakang penjual ikan. Karena bosan, sang ibu pun mengeluarkan sebatang rokok dan mulai menghisapnya. Si anak heran melihat ibunya merokok. Anaknya pun bertanya, “ Mengapa Ibu merokok?”. Sang ibu berpikir lalu melihat ikan di hadapannya, kemudian menjawab, “Menteri perempuan kita saja merokok, Nak!” si anak terkejut dan tersenyum, “ Kalau begitu aku putus sekolah saja, Bu. Kan tetap bisa jadi menteri!”. Sang Ibu pun menepuk jidatnya tatkala mendengar jawaban anaknya.

Impian Sang Walikota
(Risa Nurwahyuni)

                Suatu ketika, walikota suatu daerah mengumpulkan rakyatnya untuk meminta pendapat mereka mengenai rencananya menjadikan kota tempat tinggal mereka sebagai kota wisata internasional.
                Walikota bertanya, “Rakyatku, apa yang akan kalian siapkan untuk mewujudkan rencanaku?”
                “Kami akan belajar bahasa Inggris, Pak! Karena nanti banyak turis mancanegara yang akan mengunjungi kota kita” jawab salah satu rakyat.
                “Ada yang lain?” walikota belum puas.
                “Sarana dan prasarana di kota ini akan kami perbaiki. Agar para turis yang datang akan merasa nyaman, Pak Walikota” imbuh seorang kakek.
                “Kalau saya Pak, saya akan menyiapkan banyak teropong di penjuru kota” celetuk seorang anak muda.
                “Mengapa wahai anak muda?” Tanya walikota penasaran.
                “Karena nanti akan semakin banyak orang yang pakainnya kekurangan kain, Pak. Sehingga saya harus menyiapkan banyak teropong untuk mengamati mereka itu, Pak”.
                Walikota hanya terdiam mendengar usulan anak muda tadi dan kembali melanjutkan diskusinya.


0 komentar:

Posting Komentar

Jika ada yang kurang jelas atau terjadi kesalahan dalam artikel di atas, tolong beri tahu kami dengan berkomentar. Mohon berkomentar dengan santun dan mengedepankan akhlak mulia. Terima Kasih.