Sel berasal dari kata
cellula yang berarti ruang kecil. Pada 1665, seorang ilmuwan Inggris, Robert
Hooke, meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Robert Hooke melihat bahwa
sayatan gabus tersebut tersusun atas ruangan-ruangan kecil. Hooke memberi nama
ruangan-ruangan kecil tersebut dengan nama sel.
Pada 1835, ahli biologi
berkebangsaan Prancis, Felix Dujardin, menemukan bahwa banyak mikroorganisme
yang tersusun atas satu sel saja. Dujardin juga mengamati bahwa bahan atau
substansi dari semua sel hidup adalah sama.
Tiga tahun kemudian, seorang ahli
Botani Jerman, Matthias Jakob Schleiden, menyatakan bahwa semua tumbuhan
tersusun atas sel-sel. Tidak lama kemudian, ahli Zoologi Jerman, Theodor
Schwann, menyimpulkan bahwa semua hewan tersusun atas sel-sel pula. Shcleiden
dan Schwan kemudian menduga bahwa sel adalah komponen dasar dari seluruh
makhluk hidup.
Dua puluh lima tahun kemudian, Rudolf Virchow, ahli biologi
Jerman, membuat tulisan bahwa “tubuh adalah sebuah negara dan setiap sel adalah
warganya”. Dari penelitiannya tentang pembelahan sel, Virchow menyimpulkan
bahwa sel berasal dari sel lainnya.
Hasil observasi dari para ilmuwan selama
bertahun-tahun, membentuk suatu teori yang dinamakan teori sel. Teori sel
tersebut menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural paling dasar dari
makhluk hidup; sel adalah unit fungsional dari makhluk hidup; dan semua sel
berasal dari sel lainnya melalui proses pembelahan.
0 komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang jelas atau terjadi kesalahan dalam artikel di atas, tolong beri tahu kami dengan berkomentar. Mohon berkomentar dengan santun dan mengedepankan akhlak mulia. Terima Kasih.