SKENARIO FILM PENDEK
PINJAM WAJAH YA!
PINJAM WAJAH YA!
PEMAIN
Bona :
Rendi Pratama
Beni : Salman Alfirisi
Voni : Marita Mutiara
Vina :
Desy Prastitianti
Guru :
Risa Nurwahyuni
Siswa-siswa : Siswa kelas X IA 2
KRU
Sutradara : Martining Shoffa
Asist sutradara :
Risa Nurwahyuni & Riyan Aldafa
Kameramen : Martining Shoffa & Riyan
Aldafa
Makeup artist :
Risa Nurwahyuni
SCENE 1 : TAMAN
- PAGI
Kebiasaan remaja akhir-akhir ini tak lain
adalah bergadget ria. Tidak kalah dengan seorang remaja bernama Bona yang sedang memamerkan handphone
barunya kepada teman akrabnya, Beni
disaat mereka sedang jalan-jalan di sebuah taman kota pada Minggu pagi. Pagi itu Bona
dan Beni berlari-lari kecil mengelilingi taman kota dengan mengenakan pakaian
kaos dan celana training.
SCENE
2 : BANGKU TAMAN - PAGI
Beni : “He, Bro! Istirahat dulu yuk!”
Bona : “Eh iya! Bro, coba lihat! Hpku ini masih baru dari *sawerigading*. Coba Lihat!! Bagus ya? Bisa dibuat BBM, bensin, solar, minyak tanah lo,
Bro!”
Beni : “widih!!! Sip bro! Begitu itu dimanfaatkan buat nyari perempuan, Bro!”
Bona : “Sip!!! Coba lihat
kontak BBMku!”
Sepasang teman itu melihati
handphone yang dimiliki Terong sambil sesekali menyentuh layarnya.
Beni :
“Lihat anak ini!!!! Bwaduuhh!! Cantik, Le!!”
Bona :
“Widih!!! Iya,
Le!!!! Coba ya
aku ajak kenalan.”
Beni :
“Iya!”
Mereka
menatapi handphone Bona sambil sesekali meneguk air mineral dalam botol.
SCENE 3 : KAMAR
- PAGI
Di tempat lain, namun teteap di kota
yang sama. Sepasang sahabat perempuan sedang asik bercerita di kamar pribadi
salah satu diantaranya. Mereka bernama Voni dan Vina. Nampaknya semalam Vina menginap di rumah Voni, karena mereka masih memakai baju
piyama. Mereka mengobrol dan bercanda sambil sesekali mengudapi camilan yang
ada.
SCENE 4 : KAMAR
- PAGI
Suara hp Voni berdering. Tampaknya ada BBM yang
masuk di hp-nya. Voni segera membuka
pesan tersebut dan menghentikan pembicaraannya sejenak dengan Vina. Tapi Voni
seperti tidak mengenali siapa orang yang
mengiriminya pesan itu. Voni
mencoba menanyakan pada Vina yang sedang asik juga memainkan handphonenya.
Voni :
“Vin, kamu kenal nggak
siapa orang ini?”
Vina :
“Coba sini! Aku lihat fotonya”
Vina membuka foto di profil orang yang
mengirimkan pesan pada Voni.
Vina :
“eeemmm.... kayanya enggak kenal deh, Von!”
Voni :“tapi fotonya ganteng loooo! Wah....
gantengnya...! coba aku balas pesannya tadi.”
Vina :
“iya, Von.”
Mereka
semakin asik dengan pembiacaraan maya lewat media sosial tersebut. Nama
tampilan profil orang misterius itu adalah
Bonamana. Sementara nama tampilan Voni sendiri adalah Vonayla.
SCENE 5 : KAMAR
– MALAM
Vina
sudah tidak lagi ada di rumah Voni. Namun Voni masih saja asik dengan
handphonenya. Sampai lupa belajar, dan makan. Mamanya mengingatkannya untuk
makan malam, namun Voni mengabaikan.
Mama :
“Voooonn…!! Makan malamnya sudah siap!”
Voni :
“Iya, Ma!”
Namun,
ia tetap asik dengan gadgetnya tersebut, tak sedikitpun berkutik dari
tempatnya.
SCENE 6 : KELAS
– PAGI
Suatu
pagi di sebuah sekolah tempat Voni dan Vina. Bersekolah tampak ramai dengan
teman-teman sekelasnya yang mulai berdatangan. Vonibercerita pada teman
dekatnya, Vina. Dan Vina pun menanggapi cerita yang disampaikan oleh Voni. Vina
membawa handphone ke sekolah karena sekolah tersebut tidak melarang siswanya
untuk membawa handphone, sekalipun saat jam pelajaran.
Voni :
“Vin, lihat nih, orang misterius yang BBM aku kemarin. Sepertinya dia baik deh
orangnya
Vina : “Coba aku lihat!”
Vina
melihat percakapan BBM Voni dengan orang dengan namana Bonamana itu. Vina
melihatnya dengan waktu tak sebentar. Tak lama setelah itu bel masuk berbunyi,
semua siswa bersiap-siap di tempat duduk-nya masing-masing. Tak terkecuali Voni
dan Vina. Namun Voni tak mau ketinggalan pembicaraan dengan teman barunya itu,
jadi ia menaruh handphonenya di dalam loker mejanya. Seorang guru masuk ke
kelas dengan memakai kemeja, rok, dan jilbab, dengan membawa tas dan beberapa
buku di tangannya.
Guru :
“Selamat pagi anak-anak!”
Siswa :
“Pagi, Bu!”
Guru :
“Baiklah, seperti yang Ibu janjikan bahwa hari ini diadakan ulangan. Waktunya
30 menit ya, anak-anak!”
Semua
siswa menyiapkan kertas dan bolpoin. Namun Voni terlihat kebingungan karena
dirinya lupa bahwa hari ini akan ulangan. Ia ikut mengeluarkan selembar kertas
dan bolpoin.
SCENE 7 : KELAS
– PAGI
Ulangan
dimulai. Namun Voni tidak fokus dengan ulangannya, dia lebih fokus ke
gadgetnya, untuk melanjutkan percakapannya dengan teman barunya, Sang Guru
mengetahui perbuatannya, namun beliau membiarkan Voni. Selama 20 menit Voni
sama sekali tidak menyentuh kertas ulangannya. Dan ia merasa kebelet, jadi ia
memutuskan untuk ke kamar mandi.
Voni :
“Bu, saya ijin ke toilet dulu.”
Bu
Guru hanya mengangguk.
6
menit kemudian, Voni kembali ke kelas. Setelah ia kembali dari toilet itu, Voni
memutuskan untuk mulai mengerjakan soal ulangannya. Voni memulai untuk berdoa.
Lalu ia menulis namanya di kertas ulangannya dengan perlahan. Tak lama setelah
itu Bu Guru berdiri,
Guru :
“Baik anak-anak. Waktu kalian untuk mengerjakan sudah selesai. Silahkan
kumpulkan di atas meja, Ibu. Dan ibu minta dalam hitungan 10 sudah terkumpul
semua di atas meja, tanpa terkecuali”
Voni
menjadi tercengang. Semua teman-temannya segera mengumpulkan pekerjaan mereka.
Guru :
“sepuluh… Sembilan… delapan… tujuh… enam… lima… empat… tiga…”
Voni
bergegas mengumpulkan pekerjaannya, walaupun hanya tertulis nama dalam kertas
tersebut tanpa ada jawaban dari satupun soal.
Guru :
“dua… satu…! Baiklah. Terimakasih anak-anak. Selamat pagi!”
Siswa :
“Pagi, Bu!!!”
Bu
Guru segera meninggalkan kelas. Voni tampak tidak bersemangat setelah itu
SCENE 8 :
SEKOLAH – SIANG
Di
lain sekolah, Bona sedang menceritakan seseorang pada Beni. Bona tampak bahagia
siang itu.
Bona :
“Ben, masaalah lare ayu iku mbalesi BBM nisun terus.”
Beni :
“Weleh. Yowes, Bro. Ajakono Ketemu ning taman, Bro.”
Bona :
“Wah tepak wis!! Sek tak coba”
Bona
dan Beni menatapi layar handphone Bona, dan sesekali bona menyentuh layar
handphonenya itu.
Bona :
“Wah, Ben. Larene gelem diajak ketemu. Jarene dewek’e iso ketemu sesuk balike
sekolah kira-kira jam 3 sore. Piye, Ben?”
Beni :
“Loh, kok rika takon isun? Sing ketemu rika, Bon! Karepe rika.”
Bona :
“Yo nek isun iki gelem lah, Bro!”
SCENE 9 :
SEKOLAH – SIANG
Voni
dan Vina tak pernah lepas dari gadget kesayangannya itu. Setiap detik selalu
menatap layar handphonenya kecuali saat tidur.
Voni :
“Vin, Bonamana mengajakku untuk bertemu besok di taman, gimana?”
Vina :
“Ya, tersehar kamu dong! Kan kamu yang ketemu. Ya nggak apa-apa sih kapan lagi
bisa ketemua cogan seperti bonamana gitu.”
Voni :
“hhmmmm… yaudah deh! Aku iyain aja”
Voni
kembali menatap layar handphonenya.
SCENE 10 :
TAMAN – SORE
Suatu
sore sekitar pukul 3 sore, matahari yang masih tampak menyengat terasa membakar
wajah dan punggung. Seorang gadis belia berumur 15 tahunan dan seorang anak
laki-laki berumur yang sama duduk di bangku di bawah pohon yang melingkar.
Saling menunggu seseorang. Keduanya saling menggunakan seragam sekolah yang
berbeda. Keduanya tak saling kenal. Keduanya pula saling asik dengan handphone
masing-masing.
Voni :
“Ini cowok siapa sih? Buluk banget
tampangnya”
Bona :
“wedokan koyo gedigi nunggoni sopo se?”
Voni :
“Mana sih Bonamana?”
Bona :
“Vonayla ohh Vonayla dimana dirimu?”
Voni
mulai mulai bosan untuk menunggu hingga dia memutuskan untuk menelpon orang
yang bernama Bonamana. Sebelumnya ia memang sudah bertukar nomor handphone. Dan
tak lama setelah Voni menelpon Bonamana, handphone Bona bordering sangat keras
dan mengagetkan Voni yang ada disebelahnya. Voni menatapnya agak sinis.
Voni :
“Kamu dimana?”
Bona :
“Di bangku melingkar di bawah pohon”
Voni :
“itu kamu?”
Voni
dan Bona saling mendekat, Voni mematikan sambungan teleponnya. Lalu mereka
sama-sama berteriak.
Voni & Bona :
“aaaaaaaaaa…..!!!!!”
0 komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang jelas atau terjadi kesalahan dalam artikel di atas, tolong beri tahu kami dengan berkomentar. Mohon berkomentar dengan santun dan mengedepankan akhlak mulia. Terima Kasih.